Kamis, 12 November 2015

NIkah...? Jangan buru-buru.

Bermula dari bulan oktober lalu, undangan pernikahan berjejer rapi di rak. Mata saya hanya sesekali melirik sinis. Dan Kadang tangan saya ini gatal ingin membakar semua undangan-undangan itu. Tapi kesadaran saya membuat niat jahannam itu hilang seketika. Saya harus ikut berbahagia dengan mereka yang telah bertemu dengan jodohnya.

Iri??? Bukan, kondisi saya hanya bertaraf mengasihani diri sendiri. TUHAN masih belum yakin mempertemukan saya dengan sang pujaan hati. Saya hanya yakin, Tuhan tengah mempersiapkan seorang jodoh terbaik buat saya. Amin

Ini bisa dikatakan curhatan seorang jomblo. Yah, saya mengambil tindakan serius, kalau saya harus mematuhi peraturan agama saya, yaitu agama islam, bahwa tidak ada istilah pacaran. Saya memakai sistem itu dalam menjalani sisa hidup saya. Dan alhamdulillah, pulsa saya tak perlu habis menghubungi seseorang yang bukan muhrim. Tidur saya nyenyak tanpa harus memikirkan anak orang. Hidup saya tenang. Tantangan terberat adalah ejekan dari orang-orang yang mengatakan kalau "kamu tidak punya pacar? Berarti kamu kurang pergaulan", "kamu nggak ada yang suka yah? Kok jomblo terus?".

Pergaulan saya sederhana, saya berteman dengan orang-orang yang menganut sistem yang sama dengan saya. Lalu apa yang perlu saya pusingkan? Kalau dikatakan tidak ada yang suka, mungkin ya mungkin tidak. Apakah saya juga harus memusingkannya? Tidak cuy, hal seperti itu mah, anggap saja pemanis kehidupan. Toh, dengan doa insyaallah akan datang seseorang yang baik hati dan perilakunya, dan agamanya.

Akan ada waktu yang tepat. Di mana kita sudah benar-benar siap. Tugas para jomblo yang memang tidak mau pacaran adalah memperbaiki diri dan  memantaskan diri. Bagaimana para jomblo??????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar