Senin, 02 November 2015

한자, Leo "사랑합니다".... Itu Dulu!!!!

Secarik kertas lusuh, menjadi naungan Niri untuk sebuah kisah cinta yang membangunkannya dari mimpi. Pangeran yang ia cintai,  teralihkan oleh ketakutan semu. Hidupnya seolah hampa tanpa sebuah nyawa. Inikah cinta yang selalu diagungkan oleh mereka? Semua ini hanya sekedar pembicaraan kosong yang tak memiliki arti, bagi seorang Niri.
5 tahun berlalu dengan hatinya yang kehilangan roh. Pertemuan yang menyesakkan, dengan cinta yang awalnya sangat menggebu-gebu.
Jatuh cinta pada pandangan pertama, pikirnya. Beberapa dari mereka menertawakan setiap tingkahnya yang membenarkan setiap kesalahan pria yang disayanginya, itu dulu, mungkin.
Hari-harinya hanya dipenuhi cercaan dan teguran. Niri hanya ingin menjadi seseorang yang tak menuntut, bahkan sangat ingin mengerti setiap tingkah dan ucapan pria itu. Leo hanya nama samaran yang diungkapkannya.
Kesalahannya yang sangat ingin berbuat setulus hati, dipandang acuh tak acuh, bahkan tak dianggap sama sekali. Hatinya bukan dari batu, apakah air mata yang dikeluarkannya harus tersembunyi selamanya? Niri hanya sanggup membenarkan setiap pemberontakan yang dilakukan oleh hatinya.
Di depan matanya, pria leo itu berani menggandeng perempuan lain dengan senyum bahagia. Hati tak akan pernah bohong, meski tersembunyi, sakitnya akan meluap dengan sendirinya.
Niri hanya menganggapnya lelucon. Rasa sayangnya berhasil menghasutnya. Semua baik-baik saja, itu dulu.
Entah angin apa yang menimpa Leo. Pria itu jujur mengatakan kalau dirinya mempunyai perempuan lain yang disayanginya. Niri hanya terdiam, luapan hatinya meretakkan sisa  pertahanannya. Ketakutannya akhirnya terjadi. Dicintai dan tak dicintai. Dirinya menjadi sosok yang tak dicintai. Ketakutan yang remuk menjadi rasa sakit yang dalam, menusuk dan masuk meninggalkan luka.
Logikanya bersatu dan menyimpulkan keputusan yang harus diambilnya. Melepaskan pria yang sama sekali tak menghargai ketulusannya. Sangat munafik, jika ia baik-baik saja. Air mata Niri hanya mengalir deras menimpa pipinya yang hangat. Ia akan berusaha melupakan, meski baginya itu sangat susah.
Dirinya mencintai orang yang salah. Hanya saja, hatinya masih ingin berterima kasih. Ia tidak akan memberikan cinta tulusnya kesembarangan pria.
Hati Niri benar-benar terkunci. Perjalanannya baru dimulai.
Ia masih perempuan baik dan akan mendapatkan pria yang baik pula.
💝💝💝💝💝💝💝

Tidak ada komentar:

Posting Komentar